"Semua kaget karena ada asap hitam mengepul dari lantai II," kata salah satu siswa Lanny kepada wartawan, Jumat (25/5/2012).
3 Siswa, kata Lanny, yakni Farhan, Soca dan Pandu dengan cepat masuk ke kelas yang terbakar. Mereka kemudian turun dan memberitahu ke para guru jika tempat sampah berisi benda daur ulang yang ada di pojokan kelas telah terbakar.
Mendapat laporan tersebut, para guru dan penjaga sekolah segera naik dan mencoba memadamkan api. Para guru lain juga mencoba menghubungi PMK.
Meski sudah membakar habis tempat sampah dan benda daur ulang di dalamnya, namun api segera dapat dipadamkan dan tidak sampai membakar kursi dan meja di dalam kelas. Apalagi setelah petugas PMK datang dan ikut membantu pemadaman menggunakan alat pemadam ringan (APAR).
"Saya nggak tahu kenapa kok bisa terbakar. Padahal ruang kelas ini sudah kosong seminggu. Siswanya dipindah ke kelas IX F yang ada di bawah," lanjut Lanny.
Lagipula, kata Fanny, kebakaran terjadi saat jam istirahat hendak sholat Jumat. Fanny menduga kebakaran itu mungkin saja akibat paparan sinar matahari yang masuk kelas. Memang tempat sampah yang terbakar tersebut berada di dekat jendela berkaca transparan. Sinar matahari memang dengan bebas bisa masuk menerobos kaca dan mengenai tempat sampah tersebut.
Meski hanya membakar tempat sampah dan benda daur ulang, namun api menghitamkan lantai, dinding dan atap ruang kelas. Bahkan lantai keramik ruang kelas sampai terangkat akibat efek panas api. Kepala sekolah SMP 5, Sisminarto, maupun guru lain enggan berkomentar mengenai kebakaran tersebut.